Beranda | Artikel
Cinta Dusta terhadap Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam - Bagian ke-2 (Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.)
Rabu, 14 Januari 2015

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.

[sc:status-tematik-ustadz-ahmad-zainuddin-2014]

Ringkasan Ceramah Agama Islam: Cinta Dusta terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (Bagian ke-2)

Ternyata mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangkan keutamaan yang sangat utama, di antaranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan, bahwa orang yang mencintai Allah dan RasulNya, maka kecintaan tersebut adalah salah satu sebab mendapatkan manisnya rasa iman di dalam hati.

Orang yang mendapatkan rasa (manisnya) iman, maka dia akan lebih mendahulukan hak Allah dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam dibandingkan hak dirinya sendirinya dan ini berpengaruh dalam kehidupan kesehari-hari, terutama kehidupan keberagamaan dia. Misalkan, ketika dia di dalam pekerjaannya, baik itu di kantor, di sekolah, di pasar, dan di jalan. Kemudian dia mendengarkan adzan, “Hayya ‘alash shalah, Hayya ‘alal falah,” (“Ayo mengerjakan shalat, Ayo mendapatkan keberuntungan,”) maka orang yang mendapatkan manisnya rasa iman, maka dia akan memenuhi panggilan tersebut tanpa ragu-ragu. Dia dengan berani meninggalkan pekerjaannya untuk memenuhi panggilan tersebut. Ini adalah keutamaan orang yang mendapatkan manisnya rasa iman. Dan salah satu penyebab orang yang mendapatkan manisnya rasa iman adalah dia lebih mendahulukan cinta kepada Allah dan RasulNya, dibandingkan cinta kepada apa pun. Itulah keutamaan mencintai Allah dan RasulNya.

Ada perkara menarik dikatakan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala:

من أحب شيئا وقدمه على طاعة الله ، عذب به.

“Barangsiapa yang mencintai sesuatu dan dia dahulukan dibandingkan ketaatan kepada Allah, maka niscaya dia akan disiksa dengan sesuatu tersebut.”

Apa maksudnya?
Seorang manusia mencintai sesuatu dari perkara dunia, entah itu hartanya, anak-istrinya, kerabatnya, atau jabatannya, dan kecintaan kepada sesuatu tersebut lebih dia dahulukan dibandingkan taat kepada Allah, maka niscaya dia akan disiksa dengan sesuatu tersebut. Ini kaidah, disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala, ketika beliau menafsiri ayat:

… وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (٣٤) يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَـذَا مَا كَنَزْتُمْ لأَنفُسِكُمْ فَذُوقُواْ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ (٣٥)

Simak dan download ceramah tazkiyatun nufus yang bernuansakan aqidah yang insya Allah sangat bermanfaat untuk muhasabah diri.

Download Ceramah Agama: Ustadz Ahmad Zainuddin – Cinta Dusta terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (Bagian ke-2)

Share ceramah ini ke Facebook, Twitter dan Google+. Semoga menjadi tausiyah yang bermanfaat bagi seluruh Muslimin.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/10934-cinta-dusta-terhadap-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-sallam-bagian-ke-2-ustadz-ahmad-zainuddin-lc/